JURNALISTIK
Jurnalistik (journalistic)secara harfiyah artinya
kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal”, artinya laporan atau
catatan, berasal dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari,
yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.
Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga
sudut pandang:
Proses-Aktivitas
Kewartawanan dan Kepenulisan
Teknik-Skill atau
Keterampilan Menulis
Ilmu-Obyek Kajian Komunikasi Massa
Pengertian
Pers
Pers berasal dari kata Belanda pers yang artinya menekan atau mengepres. Kata pers merupakan
padanan dari kata press dalam bahasa
Inggris yang juga berarti menekan atau mengepres. Jadi, secara harfiah kata pers atau press mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan dengan
perantara barang cetakan. Tetapi sekarang kata pres atau press ini digunakan
untuk merujuk kegiatan jurnalistik, terutama kegiatan yang berhubungan dengan
menghimpun berita, baik oleh wartawan media elektronik maupun wartawan media
cetak.
Jadi, ada 2 pengertian mengenai pers, yaitu pres
dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit yaitu yang
menyangjut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan barang
cetakan. Sedangkan pers dalam arti luas yaitu yang menyangkut kegiatan
komunikasi baik yang dilakukan dengan media cetak maupun dengan media
elektronik seperti radio, televisi, maupun internet.
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel Merumuskan Sembilan
Elemen Jurnalisme:
1.
Menyampaikan
kebenaran
2.
Memiliki
loyalitas kepada masyarakat
3.
Memiliki
disiplin untuk melakukan verifikasi
Kovach dan Rosenstiel menawarkan lima konsep dalam
verifikasi:
·
Jangan
menambah atau mengarang apapun
·
Jangan
menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar
·
Bersikaplah
setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi anda dalam
melakukan reportase
·
Bersandarlah
terutama pada reportase anda sendiri
·
Bersikaplah
rendah hati
4.
Memiliki
kemandirian terhadap apa yang diliputnya
5.
Memiliki
kemandirian untuk memantau kekuasaan
6.
Menjadi
forum bagi kritik dan kesepakatan public
7.
Menyampaikan
sesuatu secara menarik dan relevan kepada public
8.
Membuat
berita secara komprehensif dan proporsional
9.
Memberi
keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka
Adapun fungsi
dari pers adalah:
1.
Melayani
system politik yang memungkinkan informasi, diskusi dan konsiderasi tentang
masalah-masalah public dapat diakses masyarakat.
2.
Memberikan
informasi kepada publik untuk memungkinkan public bertindak bagi kepentingannya
sendiri.
3.
Melindungi
hak-hak individu dengan bertindak sebagai watchdog
(anjing penjaga) terhadap pemerintah.
4.
Melayani
system ekonomi, misalnya dengan mempertemukan pembeli dan penjual melalui media
iklan.
5.
Memberikan
hiburan (dengan mana hanya hiburan yang “baik” yang dimaksudkan, apa pun
hiburan itu).
6.
Memelihara
otonomi di bidang financial agar tidak terjadi ketergantungan kepada
kepentingan-kepentingan dan pengaruh-pengaruh tertentu.
Tugas dan fungsi Pers:
1.
Fungsi
informatif : memberikan informasi atau berita, kepada khalayak ramai dengan
cara yang teratur.
2.
Fungsi
control per yang bertanggungjawab adalah masuk ke balik panggung kejadian untuk
menyelidiki pekerjaan pemerintah atau perusahaan.
3.
Fungsi
interpretative dan directif : memberikan interpretasi dan bimbingan. Pers harus
menceriterakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian.
4.
Fungsi
menghibur. Para wartawan menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik.
Mereka menyajikan humor dan drama serta music.
5.
Fungsi
regenerative : menceriterakan bagaimana sesuatu itu dilakukan di masa lampau,
bagaimana dunia ini dijalankan sekarang, bagaimana sesuatu itu diselesaikan dan
apa yang dianggap oleh dunia itu benar atau salah.
6.
Fungsi
pengawalan hak-hak warga Negara : mengawal dan mengamankan hak-hak pribadi.
7.
Fungsi
ekonomi : melayani system ekonomi melalui iklan.
8.
Fungsi
swadaya : pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuannya sendiri agar ia
dapat membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh serta tekanan-tekanan dalam
bidang keuangan.
Berita
Menurut The New
Grolier Webster International Dictionary, berita adalah :
1.
Informasi
hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu yang belum
diketahui sebelumnya.
2.
Berita
adalah informasi seperti yang disajikan oleh media semisal suratkabar, radio
atau televise.
3.
Berita
adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakan subyek yang
layak untuk diberitakan.
Unsur-unsur
layak berita:
1.
Akurat
2.
Lengkap
3.
Adil
dan berimbang
4.
Obyektif
5.
Ringkas
6.
Jelas
7.
Hangat
Nilai berita
1.
Aktualitas
(timeliness)
2.
Kedekatan
(proximity)
3.
Dampak
(consequence)
4.
Human
interest yang meliputi:
1.
Ketegangan
2.
Ketidaklaziman
3.
Minat
pribadi
4.
Konflik
5.
Simpati
6.
Kemajuan
7.
Seks
8.
Usia
9.
Binatang
10.
Humor
Syarat-syarat
menjadi wartawan yang baik:
1.
Pengalaman
2.
Rasa
ingin tahu
3.
Daya
khayal
4.
Pengetahuan
Menghormati Hak atas Privasi
Kaidah untuk
melindungi hak privasi ini dalam profesi kewartawanan diatur dalam KEJ pasal 6:
“Wartawan menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak
menyiarkan karya jurnalistik (tulisan,gambar,suara, serta suara dan gambar)
yang merugikan nama baik/perasaan susila seseorang, kecuali menyangkut kepentingan
umum.”
Menulis dan Gaya Penulisan Berita
Langkah menulis berita:
1.
Membuat
alinea pembuka/lead
2.
Membuat
tubuh berita berfungsi:
1)
Menjelaskan
dan menguraikan pokok/pokok-pokok masalah yang disajikan dalam lead
2)
Menambahkan/menguatkan
pokok-pokok yang kurang penting yang tidak diberikan dalam lead
Gaya Penulisan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan:
1.
Spesifik
2.
Kalimat
aktif dan pasif
3.
Kalimat
harus pendek
4.
Variasikan
kalimat
5.
Alinea
harus pendek
6.
Hindari
angka di awal kalimat
7.
Sebutkan
identitas orang
8.
Penggunaan
kutipan
9.
Hindari
merk dagang
10.
Tanggal
kejadian
11.
Kata-kata
mubazir
12.
Istilah-istilah
yang tidak dijelaskan
13.
Pembaca
belum tentu tahu
14.
Tatabahasa
dan ejaan
15.
Ketentuan
akronim
Gaya
Penulisan Jurnalistik yang efektif
Syarat tercapainya penulisan jurnalistik yang efektif:
1.
Kecermatan
dalam pemberitaan
2.
Organisais
dalam berita
3.
Diksi
dan tatabahasa yang tepat
4.
Prinsip
hemat dalam penulisan berita
5.
Daya
hidup(vitalitas), warna dan imaginasi.
Bahasa Jurnalistik
Kendala
dalam berbahasa yang baik:
1.
Menulis
di bawah tekanan waktu
2.
Kemasabodohan
dan kecerobohan
3.
Malas
mengikuti petunjuk
4.
Ikut-ikutan
5.
Merusak
arti
Menulis Berita Pidato
Dalam
menulis berita pidato, wartawan pemula harus memperhatikan saran-saran berikut
ini:
1)
Dalam
lead berita, tampilkan unsur yang paling mencolok dari pidato bersangkutan
2)
Jangan
memperumit lead dengan detail yang terlalu banyak.
Anda dapat menyebutkan dimana
ia berbicara dan dihadapan siapa dalam alinea kedua
3)
Gunakan
kutipan-kutipan langsung tetapi jangan terlalu berlebihan
4)
Selalulah
pastikan siapa yang berbicara dan bahwa anda sebenarnya sedang mengutip
pertanyaan orang lain
5)
Sebaiknya
mengutip ucapan asli si pembicara sendiri
6)
Dalam
menyusun materi berita pidato, wartawan harus mengangkat temanya,
kutipan-kutipan yang tidak lazim/bersifat provokatif, dan detail-detail berita yang bersifat
prinsip
Saran dalam meliput pidato/ceramah:
1.
Jangan
datang terlambat
2.
Perkenalkan
diri anda kepada pembicara dan mintalah kesediaannya untuk diwawancarai setelah
selesai pidato/ceramah
3.
Sediakan
bolpoin yang masih penuh tintanya. Juga bloknot,jika anda tidak punya boknot,
carilah kertas folio dan lipat-lipatlah menjadi 4
4.
Jika
anda pencatat yang buruk dan teks pidato/ceramah tidak anda peroleh, gunakan
alat perekam (tape recorder) dan buatlah catatan disamping merekam dengan alat
perekam
5.
Jika
anda tidak mengerti apa yang dikatakan pembicara dalam pidato/ceramahnya,
mintalah klasifikasi setelah selesai pidato/ceramah
6.
Usahakan
mencari tahu dimana anda dapat menemui si pembicara setelah ia
berpidato/berceramah; ini untuk berjaga-jaga kalau-kalau redaktur anda
mempunyai pertanyaan tambahan
7.
Ketika
anda menulis berita radio,ingatlah bahwa anda menulis untuk orang yang ingin
mendengar pidato/ceramah tersebut tetapi tidak diundang/tidak mempunyai waktu
untuk datang. Tulislah dengan baik tetapi jangan membosankan pembaca
Jurnalisme modern mengenal 3 bentuk berita yang
dihasilkan dari 3 macam wawancara:
1)
Wawancara
berita (news interview)
2)
Wawancara
profil pribadi (personality interview)
3)
Wawancara
kelompok (symposium interview)
JURNALISTIK DAKWAH
Jurnalistik islami adalah suatu proses meliputi,
mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai
kebenaran yang sesuai dengan ajaran Islam khususnya yang menyangkut agama dan
umat Islam, serta berbagai pandangan dengan perspektif ajaran agama Islam
kepada khalayak melalui media massa.
Jurnalistik islami juga dapat dikatakan sebagai crusade
journalism, yaitu jurnalisme yang memperjuangkan nilai-nilai tertentu,
dalam hal ini nilai-nilai Islam.
Jurnalistik islami pun bernafaskan journalism
profetik, suatu bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan
masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta actual tetapi juga memberikan
prediksi serta petunjuk kea rah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita
etik dan profetik Islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan
bertanggungjawab memuat kandungan nilai-nilai dan cita Islam.
Peranan Jurnalis Islam:
1.
Sebagai
pendidik(Muaddib), yaitu melaksanakan
fungsi edukasi yang islami
2.
Sebagai
pelurus informasi(Musaddid)
3.
Sebagai
pembaharu(Mujaddid), yakni penyebar
paham pembaharuan akan pemahaman dan pengalaman ajaran
islam(reformisme Islam)
4.
Sebagai
pemersatu(Muwahid), yaitu harus mampu
menjadi jembatan yang mempersatukan umat Islam
5.
Sebagai
pejuang(Mujahid), yaitu pejuang pembela
islam
Kode Etik
Jurnalis Muslim
1.
Menginformasikan
atau menyampaikan yang benar saja (tidak berbohong), juga tidak merekayasa atau
memanipulasi fakta.
2.
Bijaksana,
penuh nasihat yang baik, serta argumentasi yang jelas dan baik pula.
3.
Meneliti
kebenaran berita atau fakta sebelum dipublikasikan alias melakukan check and recheck.
4.
Hindari
olok-olok, penghinaan, mengejek, atau caci-maki sehingga menumbuhkan permusuhan
dan kebencian.
5.
Hindarkan prasangka buruk (suuzhan).
Kode etik wartawan Indonesia(KEWI):
1.
Wartawan
Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
2.
Wartawan
Indonesia menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi
serta memberika identitas kepada sumber inormasi.
3.
Wartawan
Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta
dengan opini, berimbang, dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak
melakukan plagiat.
4.
Wartawan
Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, cabul,
serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.
5.
Wartawan
Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi.
6.
Wartawan
Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan off the record sesuai
kesepakatan.
7.
Wartawan
Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta
melayani Hak Jawab.
Faktor yang
mengakibatkan lemah dan terpinggirkannya pers Islam yaitu:
1.
Kurang
atau lemahnya dukungan dana.
2.
Lemahnya
manajemen.
3.
Masih
lemahnya minat baca dan kesadaran informatif umat Islam akan masalah-masalah
keislaman.
4.
Sektarian,
kurang atau tidak independen, dan eksklusif.
Menulis artikel dakwah.
Artikel adalah sebuah karangan factual(non fiksi)
tentang suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tak tentu, untuk dimuat
di surat kabar, majalah, bulletin, dsb dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan
dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau
menghibur.
Format
tulisan artikel dakwah:
1.
Deskriptif
2.
Eksplanatif
3.
Artikel
prediktif
4.
Artikel
preskriptif
Karakteristik
bahasa Jurnalistik:
1.
Mudah
dipahami/jelas dan ringkas/hemat kata (prinsip ekonomi kata, economy of words).
2.
Menghindarkan
penggunaan kata-kata yang termasuk kata
mubazir dan kata jenuh.
3.
Tertib,
yaitu patuh pada aturan/norma yang berlaku dalam penulisan berita.
4.
Singkat,
maksudnya kalimat yang singkat-singkat.
5.
Tidak
monoton.
Langkah-langkah
menulis artikel dakwah:
1.
Menemukan
ide dan referensi
2.
Membuat
Outline
3.
Menulis
Lead
Kiat mengirimkan artikel:
1.
Kenali
dan pelajari visi dan misi media massa yang akan kita kirimi tulisan, antara
lain dapat dilihat pada format dan isi tajuk rencananya dan headline yang sering diturunkannya.
2.
Jika
memungkinkan, konsultasikan tema tulisan kepada redaktur dalam hal ini redaktur
opini media tersebut terlebih dahulu sebelum dikirimkan.
3.
Tema
tulisan yang dibuat actual dan mengandung hal baru, didukung “teknik tulisan”
berupa:
·
Ketikannya
rapi dua spasi di atas kertas putih
·
Menuliskan
judul artikel di tengah-tengah bagian paling atas dengan nama penulis di
bawahnya dan pada akhir tulisan disebutkan identitas penulis
·
Bahasanya
mudah dimengerti
·
Pembahasan
temanya sistematis
·
Ejaannya
benar dan enak dibaca sesuai EYD
·
Menyertakan
sampul surat plus prangko balasan dengan alamat yang sudah ditulis sendiri
untuk memudahkan redaksimedia tersebut mengembalikan naskah jika tidak
layak muat
Berita
Berita adalah informasi atau laporan tertulis tentang
suatu peristiwa atau kejadian yang factual, yaknibenar-benar terjadi, tidak
fiktif, dan sesuai dengan kenyataan.
Berita islami adalah berita tentang agama dan umat islam atau berita
“umum” yang dikemas dalam perspektif islam.
Struktur
berita:
1.
Headline,
yaitu kepala berita atau judul berita
2.
Dateline,
yaitu waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh
3.
Lead
atau teras berita
4.
News
body, yakni tubuh atau isi berita
Karakteristik
isi berita islami:
1.
Menggunakan
kata-kata yang benar, baku, sesuai kaidah bahasa yang berlaku dan komunikatif(qaulan sadida, Q.S. 4:9).
2.
Menggunakan
kata-kata yang tepat sasaran, komunikatif, atau mudah dimengerti (qaulan baligha, Q.S. 4:63).
3.
Menggunakan
kata-kata yang santun, lemah lembut, atau tidak kasar dan tidak vulgar (qaulan karima, Q.S. 17:23).
4.
Jika
melakukan kritik, gunakan kata-kata yang baik dan tidak menyinggung perasaan (qaulan ma’rufa, Q.S. 4:5).
5.
Menggunakan
istilah-istilah Qurani.
6.
Bahasa
yang digunakan mengandung pemihakan kepada kebenaran.
Karakteristik
berita yang layak dimuat:
1.
Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu.
2.
Nyata (faktual),
benar-benar terjadi, yakni informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau
karangan.
3.
Penting, artinya (a) menyangkut orang penting(news
maker, man makes news) dan (b) menyangkut kepentingan orang banyak.
4.
Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis.
Jenis berita:
1.
Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan
lugas.
2.
Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di
bawah permukaan.
3.
Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau
penyelidikan berbagai sumber.
4.
Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian
penulisnya/reporter.
5.
Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat
para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa,
kondisi poleksosbudhankam, dsb.
Ketentuan pembuatan headline(judul berita) menurut
Warren K. Age(1987: 164-166):
1.
Diambil
dari informasi di dekat bagian atas berita.
2.
Dipilih
kata-kata yang memenuhi ruangan yang tersedia.
3.
Biasanya,
kata benda diikuti kata kerja.
4.
Judul
label (non kata kerja) biasanya
dipakai untuk feature.
5.
Umumnya
kata sandang (article), kata sifat (adjective), dan kata keterangan (adverb) dibuang.
6.
Hampir
harus selalu ditulis dalam kalimat “kejadian sekarang” (present tense).
7.
Nama
seseorang hanya digunakan jika dia tokoh.
8.
Hanya
digunakan tanda kutip tunggal.
9.
Umunya
penggunaan singkatan dihindari.
10.
Jelas,
tidak kabur.
Fungsi judul
berita:
1.
Menarik
perhatian pembaca
2.
Menyimpulkan
isi berita
3.
Membantu
menentukan nada suratkabar
4.
Melukiskan
mood berita
5.
Memberi
keringanan pada tipografi
Judul berita
juga:
1.
Bersaing
satu sama lain untuk menarik perhatian pembaca.
2.
Penting
untuk merakit halaman yang mencolok mata (eye
catching), seimbang, dan menarik.
3.
Memberi
cirri khas atau kepribadian Koran.
4.
Menjual
Koran dan bersaing dengan judul Koran lain.
Keterampilan yang diperlukan dalam menulis judul berita:
1.
Persepsi
yang tepat mengenai berita
2.
Perbendaharaan
kata yang luas dan dalam
3.
Pemahaman
tajam tentang struktur kalimat
4.
Ketajaman
mata terhadap makna berganda
Teras berita(lead)
Adalah
bagian berita yang terletak di alinea atau paragraph pertama, yakni setelah head dan dateline dan sebelum badan atau isi berita (news body).
Lead umumnya
disusun dalam bentuk:
1.
Summary sead atau conclusion
lead (teras berita yang menyimpulkan
dan dipadatkan).
2.
Statement lead (teras berita berupa pernyataan).
3.
Quotation lead (teras berita kutipan).
4.
Contrast lead (teras berita bertolak belakang, ironi).
5.
Exclamation lead (teras berita yang menjerit).
Membuat Buletin Jum’at
Isi bulletin
Contoh isi
bulletin jum’at agar variatif/tidak monoton:
halaman 1: logo/nama bulletin, indeks, dan artikel utama
halaman 2: lanjutan atau sambungan artikel utama
halaman 3: berita singkat seputar kegiatan masjid dan atau jamaah masjid
halaman 4: rubric humor atau kisah-kisah sufistik, bisa juga kutipan
hadis, dan box identitas pengelola bulletin
Desain grafis
Peranan desain
grafis bagi sebuah media massa termasuk bulletin yaitu:
- Menumbuhkan kesan pertama yang baik sebelum orang
melihat dan membaca isi media (fungsi cover).
- Dengan penataan isi yang apik, media yang berisi
masalah serius diharapkan menjadi lebih “ringan” dan menarik (fungsi layout)
- Mengurangi “kelemahan” isi
Cakupan desain grafis
Antara lain
menyangkut hal-hal berikut:
- Penentuan format media, dalam hal ini bulletin
- Penentuan cover
atau perwajahan (halaman muka)
- Penentuan kolom
- Menata halaman (Pagination)
- Pemakaian huruf
- Menempatkan ilustrasi
Manfaat bulletin
Antara lain:
- Dewan kemakmuran masjid turut mengembangkan dakwh
bil qolam bulletin menjadi sarana praktek jurnalistik jamaah sekaligus
mendayagunakan dana umat yang diamanahkan kepada masjid untuk kepentingan
islam dan jamaah sendiri.
- Sebagai media komunikasi dan informasi.
- Penerbitan bulletin dapat menambah sumber dana baru
bagi masjid, yakni dengan adanya pemasukan dari iklan.
- Bulletin dapat juga menjadi media komunikasi
jamaah
Referensi
Drs. Dja’far h.
Assegaf,Jurnalistik Masa Kini,
Jakarta: Ghalia Indo 1991
Asep Syamsul M.
Romli, SIP,jurnalistik dakwah, Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya 2003
Asep Syamsul M.
Romli.2004. Broadcast Journalism-Panduan Menjadi Penyiar, Reporter
&Script Writer.Bandung: Penerbit Nuansa
Septiawan Santana
K.2005.Jurnalisme kontemporer.Jakarta: yayasan obor Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar