Cari Blog Ini

Senin, 23 Desember 2013

Sejarah Film Independent


1. Sejarah Film Independent
Sebagian kecil dari film Indonesia (berdurasi panjang) yang muncul belakangan ini diklaim sebagai ‘film independen’. Sebut saja mulai dari Kuldesak , lalu kemudian Bintang Jatuh
(Rudy Sudjarwo, 2000), Pachinko (Harry Suharyadi, 2000), Tragedy (Rudy Sudjarwo, 2001), Video Cinta (Agus Chosu, 2001), Jakarta Project (Indra Yudhistira, 2001), dan yang terakhir ini Beth (Aria Kusumadewa, 2001). Sebenarnya apa itu ‘film independen’? Sebuah pertanyaan besar yang menjadi polemik dalam hampir setiap tulisan maupun diskusi film yang muncul akhir-akhir ini. Hampir semua pengamat mempertanyakan definisi film independen yang dibuat oleh filmmaker dan terus berkutat di masalah definisi.
Istilah ‘independent film dan independent filmmaker memang muncul pertama kali dan populer di Amerika sudah sejak jamannya Stanley Kubrick mulai menyutradarai film. Definisi independent film pun masih terus menjadi polemik besar diantara mereka masing-masing. Ada yang memberikan definisi yang sangat bersudut-pandang industri, yaitu Gregory Goodell yang mengatakan:
any film that is developed without ties to a major studio, regardless of where the subsequent production and/or distribution financing comes from.”
(Goodell, 1998)
Ada juga yang memberikan batasan yang sangat teknis, seperti Moran & Willis yang menyatakan bahwa:
“Independen sebagai gerakan oposisi yang keras untuk melawan praktek-praktek dominasi media dalam beberapa sektor. Dalam sektor teknologi, independen bergerak dalam dunia amatir (home video, 8mm, 16mm, 70mm) melawan profesional (35mm). Dalam sektor industri, independen bergerak dari pribadi atau kelompok-kelompok lepas melawan produksi, distribusi dan eksibisi yang terorganisir secara masal. Dalam sektor estetika, independen mengangkat segi orisinalitas, penampilan dan avant-garde melawan konvensional, generik dan residual. Dalam sektor ekonomi, independen bergerak dari segi kecintaan terhadap film melawan kecintaan terhadap uang. Dalam sektor politik, indepeden bergerak dari eksplorasi budaya-budaya marginal dan yang tertindas melawan pusat, dominasi dan kecenderungan umum.” (Moran & Willis)[1].
2. Apa Itu Film Independen?
Dari pembahasan singkat diatas, dapat tergambar bahwa termin berpikir ‘film independen’ memang tidak bisa lepas dari konteks Amerika Serikat, dan jelas tidak bermakna universal. Jadi, sangatlah tidak bijaksana bila kita mengambil definisi-definisi ala Amerika seperti yang telah disebutkan sebelumnya dan berusaha mengaplikasikannya di Indonesia.
Secara etimologis, kata independen merupakan hasil serapan dari bahasa Inggris ‘independent’ yang berakar dari kata ‘dependent’ dengan pemberian sufiks ‘in’ yang bersifat negasi. ’Independent’ diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia sebagai ‘tidak bergantung’. Jadi kata ‘independent’ tidak pernah berdiri sendiri secara kontekstual tanpa ada kausal ‘from’ (Bhs. Ind: ‘dari’). Berarti, dalam konteks bahasa Inggris, kata ‘independent’ harus dapat dipertanyakan lebih lanjut dengan kata-kata ‘independent from what? ’
Independensi adalah proses. Sinema independen tidak dapat dilihat dari seperti apa bentuk jadi suatu karya. Sinema independen tidak dapat dinilai dari hasil akhir suatu eksibisi karya sinema. Proses yang menjiwai lahirnya suatu karya, dari bagaimana ia muncul sebagai semangat sampai pelaksanaan idea-idea inilah yang membuat suatu karya menjadi independen[2].



[1] http://videotek.konfiden.or.id/pages/makalah03.php
[2] http://nida-study.blogspot.com/2009_03_01_archive.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar